Nama : Denny
Nugraha
Kelas : TBI-B-VI
NIM :
1413132037
Chapter : III (Discourse Analysis and Vocabulary)
Analisis Wacana
dan Kosakata
Membawakan dimensi wacana kedalam
pengajaran bahasa bukan berarti meninggalkan pengajaran mengenai kosakata.
Pelajaran mengenai kosakata akan tetap mendapatkan tempat pada silabus
pembelajaran yang berorientasi kepada wacana. Pada unit ini, dimensi wacana
akan dijelaskan secara jelas dengan menghubungkan antara konsep analisis wacana
dengan kosakata pada pengajaran bahasa. Apa yang kita perlu lakukan pada poin
ini adalah melihat kepada beberapa hubungan spesifik antara pemilihan kosakata
(vocabulary choice), konteks (dalam
hal situasi dimana wacana dihasilkan), dan co-text
(teks aktual yang mengelilingi item leksikal
yang ada dalam wacana).
Lexical cohesion (Kohesi leksikal)
Lexical
cohesion atau kohesi leksikal
adalah salah satu upaya deskriptif yang dikembangkan oleh Halliday dan Hasan
(1976) dalam mempelajari pola-pola kosakata pada tataran kalimat. Hubungan
antara item kosakata dalam teks
dideskripsikan oleh model yang diberikan Halliday dan Hasan yaitu adalah dua
jenis utama pola kosakata: reiteration
dan collocation. Reiteration berarti menyatakan kembali sebuah kata pada bagian
tertentu kepada bagian yang selanjutnya dalam wacana dengan pengulangan
langsung atau penegasan kembali makna kata tersebut melalui hubungan leksikal
seperti synonymy atau hyponymy. Sedangkan collocation hanya merujuk kepada probabilitas (kemungkinan) bahwa
suatu item leksikal (kata) muncul
kembali dan bukan merupakan hubungan semantik antara kata-kata seperti dalam reiteration.
Lexis in talk (Leksis dalam percakapan)
Tidak ada satupun alasan untuk tidak
menggunakan model hubungan leksikal dalam teks seperti yang telah dijelaskan
diatas pada data ujaran (lisan). Terdapat observasi yang menarik yang dapat
dibuat mengenai bagaimana orang yang terlibat dalam percakapan mengatakan
kembali kata-kata mereka dan saling menggarisbawahi pemilihan kosakata dalam
satu bentuk ke bentuk yang lain. Hal inilah yang kemudian disebut sebagai relexicalisation.
Textual aspects of lexical competence (Aspek tekstual
dari kompetensi leksikal)
Pengetahuan mengenai kosakata dan
aspek-aspek hubungan tekstual yang ada didalamnya disebut sebagai kompetensi
leksikal. Ketika seorang penulis atau pembicara menyusun kembali dengan baik
hubungan-hubungan leksikal yang konvensional, mereka mengatur konseptualisasi
tentang bagaimana kata-kata yang mereka hasilkan menghubungkan dari satu hubungan
kepada hubungan yang lain untuk tujuan-tujuan tertentu dari teks. Oleh karena
itu, baik sebagai penulis maupun sebagai pembicara, kita hendaknya sadar akan
pentingnya pengetahuan tersebut ketika memproduksi kata-kata (tulisan atau
ujaran).
Vocabulary and the organising of text (Kosakata dan
penyusunan teks)
Perbedaan sering terjadi antara grammar words dan lexical words dalam bahasa. Perbedaan ini juga terkadang muncul
sebagai function words dan sebaliknya
content words, atau empty words versus full words. Perbedaan ini memungkinkan kita untuk memisahkan
kata-kata yang termasuk kepada closed
systems dalam bahasa yang membawa makna gramatikal, dari kata-kata yang
termasuk kepada open systems yang sesuai
dengan major word classes seperti noun, verb, adjective dan adverb.
Signalling larger textual patterns (Mengisyaratkan
pola-pola tekstual yang lebih besar)
Penggunaan kombinasi antara grammar words dengan lexical words seringkali mempunyai fungsi
tekstual yang lebih luas. Hal ini adalah untuk memberi isyarat kepada pembaca
tentang pola tekstual apa yang sedang direalisasikan dalam suatu wacana. Salah
satu fenomena yang terjadi dalam wacana adalah apa yang disebut sebagai problem-solution pattern (pola
masalah-solusi).
Register and signalling vocabulary (Register dan pengisyaratan kosakata)
Pengisyaratan kosakata dalam wacana sangat
dipengaruhi oleh beberapa faktor pada pemilihan leksikal. Pemilihan leksikal (lexical choice) dalam suatu wacana akan
bergantung kepada konteks atau register (seperti
konteks pada buku teks, majalah, laporan berita, dsb.), asumsi penulis mengenai
audiens/pembaca, apakah gaya wacana tersebut dibaca sebagai secara “tertulis”
atau “lisan” dan seterusnya. Oleh karena itu, hubungan antara kosakata dengan register perlu untuk ditelaah
bersama-sama ketika mempelajari pengisyaratan tekstual (textual signalling).
Modality (Modalitas)
Modalitas sering disebut sebagai wilayah
dari kelas tertutup (closed class) dari
modal verbs (must, can, will, may, dsb). Dalam hal ini, modalitas dianggap
sebagai bagian dari tata bahasa Inggris, tetapi sejumlah besar dari 'lexical' words (seperti nouns, adjectives, verbs dan adverbs) membawa makna yang sama atau
mirip dengan modal verbs. Untuk
alasan ini, oleh karena itu modalitas selalu berhubungan dengan kosakata dalam
wacana.
Kesimpulan
Kajian kosakata dalam wacana mencakup
pola-pola dalam teks yang dihasilkan oleh hubungan leksikal. Hubungan leksikal
atau kosakata yaitu diantara yang ditemukan disepanjang batasan klausa dan
kalimat, lalu peran dari beberapa kata tertentu dalam menyusun wacana, dan juga
hubungan antara fitur-fitur kosakata. Pendekatan analisis ini memberikan sebuah
dorongan alternatif bagi konstruksi wacana sebagai pelengkap orientasi pada
ranah semantik tradisional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar