Senin, 23 Januari 2017

Summary of Discourse Analysis III Feb 28th 2016



Nama              : Denny Nugraha
Kelas               : TBI-B-VI
NIM                : 1413132037
Chapter          : III (Discourse Analysis and Vocabulary)
Analisis Wacana dan Kosakata

Membawakan dimensi wacana kedalam pengajaran bahasa bukan berarti meninggalkan pengajaran mengenai kosakata. Pelajaran mengenai kosakata akan tetap mendapatkan tempat pada silabus pembelajaran yang berorientasi kepada wacana. Pada unit ini, dimensi wacana akan dijelaskan secara jelas dengan menghubungkan antara konsep analisis wacana dengan kosakata pada pengajaran bahasa. Apa yang kita perlu lakukan pada poin ini adalah melihat kepada beberapa hubungan spesifik antara pemilihan kosakata (vocabulary choice), konteks (dalam hal situasi dimana wacana dihasilkan), dan co-text (teks aktual yang mengelilingi item leksikal yang ada dalam wacana).
Lexical cohesion (Kohesi leksikal)
Lexical cohesion atau kohesi leksikal adalah salah satu upaya deskriptif yang dikembangkan oleh Halliday dan Hasan (1976) dalam mempelajari pola-pola kosakata pada tataran kalimat. Hubungan antara item kosakata dalam teks dideskripsikan oleh model yang diberikan Halliday dan Hasan yaitu adalah dua jenis utama pola kosakata: reiteration dan collocation. Reiteration berarti menyatakan kembali sebuah kata pada bagian tertentu kepada bagian yang selanjutnya dalam wacana dengan pengulangan langsung atau penegasan kembali makna kata tersebut melalui hubungan leksikal seperti synonymy atau hyponymy. Sedangkan collocation hanya merujuk kepada probabilitas (kemungkinan) bahwa suatu item leksikal (kata) muncul kembali dan bukan merupakan hubungan semantik antara kata-kata seperti dalam reiteration.
Lexis in talk (Leksis dalam percakapan)
Tidak ada satupun alasan untuk tidak menggunakan model hubungan leksikal dalam teks seperti yang telah dijelaskan diatas pada data ujaran (lisan). Terdapat observasi yang menarik yang dapat dibuat mengenai bagaimana orang yang terlibat dalam percakapan mengatakan kembali kata-kata mereka dan saling menggarisbawahi pemilihan kosakata dalam satu bentuk ke bentuk yang lain. Hal inilah yang kemudian disebut sebagai relexicalisation.
Textual aspects of lexical competence (Aspek tekstual dari kompetensi leksikal)
Pengetahuan mengenai kosakata dan aspek-aspek hubungan tekstual yang ada didalamnya disebut sebagai kompetensi leksikal. Ketika seorang penulis atau pembicara menyusun kembali dengan baik hubungan-hubungan leksikal yang konvensional, mereka mengatur konseptualisasi tentang bagaimana kata-kata yang mereka hasilkan menghubungkan dari satu hubungan kepada hubungan yang lain untuk tujuan-tujuan tertentu dari teks. Oleh karena itu, baik sebagai penulis maupun sebagai pembicara, kita hendaknya sadar akan pentingnya pengetahuan tersebut ketika memproduksi kata-kata (tulisan atau ujaran).
Vocabulary and the organising of text (Kosakata dan penyusunan teks)
Perbedaan sering terjadi antara grammar words dan lexical words dalam bahasa. Perbedaan ini juga terkadang muncul sebagai function words dan sebaliknya content words, atau empty words versus full words. Perbedaan ini memungkinkan kita untuk memisahkan kata-kata yang termasuk kepada closed systems dalam bahasa yang membawa makna gramatikal, dari kata-kata yang termasuk kepada open systems yang sesuai dengan major word classes seperti noun, verb, adjective dan adverb.
Signalling larger textual patterns (Mengisyaratkan pola-pola tekstual yang lebih besar)
Penggunaan kombinasi antara grammar words dengan lexical words seringkali mempunyai fungsi tekstual yang lebih luas. Hal ini adalah untuk memberi isyarat kepada pembaca tentang pola tekstual apa yang sedang direalisasikan dalam suatu wacana. Salah satu fenomena yang terjadi dalam wacana adalah apa yang disebut sebagai problem-solution pattern (pola masalah-solusi).
Register and signalling vocabulary (Register dan pengisyaratan kosakata)
Pengisyaratan kosakata dalam wacana sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor pada pemilihan leksikal. Pemilihan leksikal (lexical choice) dalam suatu wacana akan bergantung kepada konteks atau register (seperti konteks pada buku teks, majalah, laporan berita, dsb.), asumsi penulis mengenai audiens/pembaca, apakah gaya wacana tersebut dibaca sebagai secara “tertulis” atau “lisan” dan seterusnya. Oleh karena itu, hubungan antara kosakata dengan register perlu untuk ditelaah bersama-sama ketika mempelajari pengisyaratan tekstual (textual signalling).
Modality (Modalitas)
Modalitas sering disebut sebagai wilayah dari kelas tertutup (closed class) dari modal verbs (must, can, will, may, dsb). Dalam hal ini, modalitas dianggap sebagai bagian dari tata bahasa Inggris, tetapi sejumlah besar dari 'lexical' words (seperti nouns, adjectives, verbs dan adverbs) membawa makna yang sama atau mirip dengan modal verbs. Untuk alasan ini, oleh karena itu modalitas selalu berhubungan dengan kosakata dalam wacana.
Kesimpulan
Kajian kosakata dalam wacana mencakup pola-pola dalam teks yang dihasilkan oleh hubungan leksikal. Hubungan leksikal atau kosakata yaitu diantara yang ditemukan disepanjang batasan klausa dan kalimat, lalu peran dari beberapa kata tertentu dalam menyusun wacana, dan juga hubungan antara fitur-fitur kosakata. Pendekatan analisis ini memberikan sebuah dorongan alternatif bagi konstruksi wacana sebagai pelengkap orientasi pada ranah semantik tradisional.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar